My Journey : Bisnis, The Beginning

Apa yang akan dikenang, apa yang kau tuliskan. Entah itu Quote dari mana, intinya saya akan nulis :). bukan tentang sejarah orang lain, tapi tentang diri saya, kali aja bisa membawa amal jariyah karena menginspirasi , #Eaaaa

Kalau gak salah inget, pertama kali pengalaman berjualan adalah di awal 2006 saat smester smester akhir kuliah. Banyak waktu luang, ditawari temen untuk jualan bareng . Apa produk yang pertama kali saya jual? Rokok tanpa Cukai, 😀

Namun ndak sembarangan, Rokok yang kita pilih untuk kita edarkan telah lolos QC dan paling enak dari Industri Rokok rumahan yang saat itu menjamur di daerah pantura, kudus,jepara,pati dan entah merk ini mengapa begitu alay dari banyak UKM yang kita cicipi, Merek nya GETZ Filters persis Nama Mobil. Dengan harga 1.250 IDR/Pack isi 12 Biji kita jual di toko 2250 IDR yang kemudian sampai customer bisa sampai 3000 IDR/Pack. Dengan market yang kita bidik adalah Masyarakat pinggir kota Semarang daerah Pabrikan dan Petani petani di gunung ungaran. Dugaan kita, Product kita bisa bersaing dideaerah berkarakter seperti ini

Seminggu 2 kali, dengan metode titip titip dahulu bayar kemudian, dirasa sangat menyenangkan bagi toko toko kelontong partner kita, betapa tidak Rokok raksasa penguasa pasar saat itu di bandrol 7500an, pun dapet margin gak seberapa dengan modal lebih besar. Apalagi sambutan Pasar sangat menyenangkan, kita sebar Free Taste di seputar toko toko kelontong, katanya Rasanya Hampir Persis kayak Si Merah Hitam, dengan harga separonya, Cukup kita tanggapi, “Belinya di Toko itu ya pak nanti” Sambil nunjuk ke Ibu Pemilik toko yang sambil mesam mesem. Disinilah tak terasa Awal saya Belajar tentang Riset Product, Targeted Audience dan Funneling, yang saat itu bahkan ndak tahu teori apapun, pyur langsung terjun lapangan cuma dengan sedikit perencanaan dan perasaan. Bisnis ini berjalan hampir setahun,seiring semakin ketatnya Satpol PP merazia toko toko penjual “Rokok Tak Ber Pajak”, Partner partner kami yang sudah sangat dekat, kalo kita saat berkunjung nyetok product langsung ke dapur cari piring makaaaannnn wkwkwk. terpaksa dengan berat hati memutuskan tidak lagi berjualan Product kami, alhasil puluhan Toko kelontong sedikit demi sedikit menyusul tak berjualan. Berhentilah Bisnis saya dibidang ini.

Gagak Rimang, Saksi bisu Jualan Rokok melintasi kaki kaki gunung ungararan

Gagak Rimang, Saksi bisu Jualan Rokok melintasi kaki kaki gunung ungaran

Saya putuskan membeli 2 Buah mesin Photo copy second Canon NP6550 dan Alat alat tulis dari hasil tabungan bisnis sebelumnya. Saya meminta shahabat dekat untuk mengelola Copy Center yang kami bangun dibelakang kampus. Partner saya ini sudah berpengalaman 10 tahun di dunia Foto Copy, mau model Copian apapun bisa, ditambah skillnya reparasi mesin Canon menambah saya mantab memilih dia. Sangking percayanya, bisnis yang kita jalankan Nir Administrasi apalagi Akuntansi. Pengelola cukup setoran harian, dikurangi biaya operasional. Bulan pertama menyenangkan sekali, lokasi kita tepat dibelakang pintu belakang Fakultas paling elit di UNNES. Masa depan cerah?

Kepercayaan saya semakin 100%, karena Fokus Menyelesaikan Skripsi, dan Bulan madu Biduk Rumah tangga yang baru saja kami bangun, saya sangat jarang sekali menengok, dan baru sempat ketika partner saya 2 minggu berturut turut tidak setoran, sangat telat. Warung Foto Copy saya dalam keadaaan terkunci, terpaksalah saya bongkar untuk masuk, dan … dalemnya ternyata Bersih,Kosong, ndak ada lagi mesin mesin penuh cahaya. Partner saya terlilit utang Bank Thithil gara gara ngutang untuk pesta pernikahannya,dan gak tahu harus gimana lagi ketika ditagih terus menerus oleh debt collector, akhirnya, dijual murahlah semuanya, iya dia menjual barang barang saya tanpa sisa. Sad, Ending. baru berumur 6 bulan, modal ludes. sementara, kebutuhan kami yang harus membiayai Kuliah Dua orang saya dan istri, telah meluluh lantakkan isi tabungan. Inilah Pengalaman pertama kami dalam “Syirkah” Abal abal, yang sampai sekarang trauma 🙂

Setelah Lulus, dengan menjual harta terakhir berupa Komputer dan Kamus Al Munawir berangkatlah saya ke Kepulauan Riau, Bintan untuk mengadu nasib. Tentu saja bukan untuk bisnis, tapi melamar jadi karyawan pabrik. dimulailah episode baru kehidupan saya, jauh dari Istri jauh pula dari keluarga …..

Lanjutan :

My Journey : Bisnis, digaji 1000 rupiah sampai jualan kerupuk

My Journey : Bisnis, digaji 1000 rupiah sampai jualan kerupuk

1 Comment My Journey : Bisnis, The Beginning

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *